Pertambahan Pendudukan dan Potensi Ketertinggalan Hukum

Pertambahan pendudukan, apa dampaknya bagi hukum? Jika dilihat perkembangan dalam dua dekade terakhir, pertambahan berlangsung cepat. Dengan kondisi ini, jelas dunia membutuhkan “dandanan” yang luar biasa. Pertambahan penduduk yang diikuti dengan tingkat pemenuhan kebutuhan, harus dijawab dengan persiapan sedemikian rupa. Kondisi ini pula yang kemudian mempercepat proses dunia yang berubah makin cepat dari biasanya. Perkembangan …

Ada Pilihan Jalan Kaum Intelektual

Kaum intelektual pun bisa memilih. Jalan yang mana? Sama seperti setiap orang yang lain, ketika sudah memilih sesuatu, tetap ada dampak dan risiko. Apapun pilihan, akan terikuti dampak dan risiko tersebut. Bila melihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), kata “intelektual” diartikan sebagai “cerdas; berakal; dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan”, dan “(yang) mempunyai kecerdasan …

Jangan Biarkan Harapan Tinggal Harapan

Orang yang melihat realitas hukum, sering menyindir mereka yang berhubungan dengan kata hukum. Berita-berita surat kabar dan media elektronik, begitu menyayat hati dari hari ke hari. Mulai dari kasus korupsi sampai kasus penganiayaan dan pembunuhan. Mulai dari kasus “bercinta” atas dasar suka sama suka, sampai pada kasus perkosaan, termasuk pemerkosaan terhadap anak-anak yang di bawah …

Senjakala Keteladanan

Tertangkapnya sejumlah orang yang selama ini menjadi teladan, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tidak hanya membuat publik berang. Peristiwa tersebut menandakan semakin miskinnya keteladanan sebagai bagian penting dalam penegakan hukum di Indonesia. Keteladanan tersebut makin senjakala, karena sejumlah tokoh menjadi panutan. Penangkapan tersebut tentu tidak terjadi tiba-tiba. KPK pasti sudah membuntutinya sejak lama. Banyak pimpinan …

Wajah Generasi Sakit

Beberapa peristiwa yang dilakonkan sebagian anak-anak bangsa, menggambarkan sepertinya generasi sakit sedang menghinggap republik. Generasi ini, tidak hanya dipicu oleh demoralisasi dari dalam diri. Kesakitan tersebut turut “diajarkan” oleh generasi sebelumnya, melalui berbagai wajah. Kita sedang menyaksikan bagaimana perulangan terus terjadi. Ironisnya, walau kita sudah ditampar berkali-kali dengan kejadian serupa, kita juga masih bisa tersenyum …